Saat si Jomblo Takut Ditanya `Kapan Menikah?

Hayooo... sebentar lagi Lebaran. Bagi yang bujang siap-siap ditanya 'Kapan menikah?'

Dream - Kapan menikah? Pertanyaan itu memang singkat. Namun bagi sebagian orang yang masih single alias belum punya pasangan hidup, urusannya bisa panjang. Ada yang menanggapinya dengan santai, tak sedikit pula yang ‘tersinggung’.

Dalam masyarakat kita, pertanyaan seputar jodoh itu muncul saat ada pertemuan keluarga. Misal saat acara pernikahan. Atau momen-momen tahunan seperti saat lebaran.

Saban ketemu kerabat, pertanyaan seperti itu pasti diajukan kepada mereka yang cukup umur namun masih jomblo.

Bukan hanya di Indonesia. Pertanyaan itu juga berlaku di negeri-negeri lain. Bahkan di Tiongkok, fenomena ini tengah ramai dibahas di media sosial. Menjadi topik hangat. Dan ternyata, banyak yang mengaku punya ‘masalah’ serupa.

Topik ini mencuat di media sosial Tiongkok setelah beredar screenshot percakapan online antara seorang pemuda bernama Ran dengan sang bunda. Dalam percakapan itu, Ran ditanya kapan menikah? Kapan membawa pulang calon istri ke rumah?

Dalam percakapan itu, sang bunda mengaku akan sangat malu dan merasa bersalah dengan almarhum kakek Ran. Terutama bila putranya yang tengah berada di rantau itu pulang dan berziarah ke makam kakeknya dengan status masih bujang.

Sebab, sang kakek semasa hidup sangat ingin melihat Ran memiliki istri. Dan sampai meninggal pun keinginan itu belum juga terwujud.

Meski demikian, dalam sebuah hari besar di China beberapa waktu lalu, Ran tetap pulang dan berziarah ke makam sang kakek tanpa memberi tahu sang bunda. Dan pasti dengan status bujangan. Dia tetap memberi penghormatan kepada leluhurnya dengan status lajang itu.

Kisah Ran ini menjadi viral di media sosial China. Setelah screenshot itu beredar, ternyata banyak pula netizen di negeri Tirai Bambu itu yang punya ‘masalah’ yang sama. Mereka saling berbagi kisah, dan ‘menyoal’ tekanan untuk menikah dari orang-orang di sekeliling mereka.

Seorang pengguna Weibo –media sosial di China– dengan akun Shangguanxuanji mengaku mendapat tekanan yang ‘lebih kencang’ lagi dari orangtuanya.

“Kata-kata paling menakutkan dari orangtua adalah, ‘Jika kamu menikah, aku akan hidup enak dan nyaman’.” Selain itu, “Jika kamu punya anak, aku bisa menikmati hidup dan bahagia’.”

Dua kalimat, yang rupanya datang dari ayah maupun bunda itu, ternyata jamak dilontarkan kepada orang yang sudah cukup umur namun masih melajang. Pertanyaan-pertanyaan itu dianggap sebagai tekanan oleh sebagian pengguna media sosial di China –terutama mereka yang masih bujang.

Menurut sosiolog Negeri Tirai Bambu, Tan Gangqiang, sebenarnya pernikahan itu didasarkan pada keinginan bersama di antara dua orang atau pasangan, baik itu dalam hal keuangan, jiwa, maupun takdir.

Jika orangtua terlalu menekan agar sang anak menikah dengan cepat, dan akhirnya menikah tapi tanpa ada rasa bahagia, maka sang anak bisa jadi akan menjalani sisa hidupnya dengan rasa tak bahagia.

Oleh sebab itu, Tan menyarankan orangtua sebaiknya tidak terlalu menekan anak-anak mereka untuk segera menikah. Lebih baik hanya memberi saran kepada anak-anak mereka bagaimana cara memiliki hidup yang bahagia, daripada memaksa anak-anak mengambil keputusan yang mengubah kehidupan mereka, namun kurang tepat.

Bagaimana dengan pengalaman Anda, Sobat? Mungkin tak hanya orangtua. Teman bermain dan teman kerja pun pasti bertanya. Jadi.... "Kapan Anda menikah?"

Artikel Terkait

derita jomblo|
View Comments

1 komentar

  1. Oleh sebab itu, Tan menyarankan orangtua sebaiknya tidak terlalu menekan anak-anak mereka untuk segera menikah. Lebih baik hanya memberi saran kepada anak-anak mereka bagaimana cara memiliki hidup yang bahagia, daripada memaksa anak-anak mengambil keputusan yang mengubah kehidupan mereka, namun kurang tepat.

    BalasHapus

Info Menarik Lainnya


JOMBLO NASIONAL - Blog description

Thanks To : Blogger.com | Cepatnya Theme | Wpbtemplate.com

Like Fans Page Kami

DEMO WARNA BELI SEKARANG RP. 40.000 Hide